POLTEKAD KODIKLATAD
JURUSAN TEKNIK KOMUNIKASI
DISUSUN OLEH :
Nama : Dheo Putra Pratama (20190437-E)
TEKNIK KOMUNIKASI D4 ANGKATAN IV
BATU, OKTOBER 2019
PERCOBAAN 10
MEMBUAT RANGKAIAN SEVEN SEGMENT
COMMON ANODA
1. Tujuan : Agar bintara mahasiswa mampu membuat rangkaian seven segment common anoda.
2. Alat dan Bahan :
a. Battery 9V;
b. IC 555;
c. Variabel Resistor;
d. Kapasitor;
e. Osciloscop;
f. IC 4017;
g. SPDT Relay;
h. Thrystor;
i. Dioda;
j. Seven Segment; dan
k. Livewire.
3. Dasar Teori :
A. Pengertian Seven Segment.
Seven Segment Display (7 Segment Display) dalam bahasa Indonesia disebut dengan Layar Tujuh Segmen adalah komponen Elektronika yang dapat menampilkan angka desimal melalui kombinasi-kombinasi segmennya. Seven Segment Display pada umumnya dipakai pada Jam Digital, Kalkulator, Penghitung atau Counter Digital, Multimeter Digital dan juga Panel Display Digital seperti pada Microwave Oven ataupun Pengatur Suhu Digital . Seven Segment Display pertama diperkenalkan dan dipatenkan pada tahun 1908 oleh Frank. W. Wood dan mulai dikenal luas pada tahun 1970-an setelah aplikasinya pada LED (Light Emitting Diode).
Seven Segment adalah suatu segmen-segmen yang digunakan menampilkan angka. Seven segment merupakan display visual yang umum digunakan dalam dunia digital. Seven segment sering dijumpai pada jam digital, penujuk antrian, diplay angka digital dan termometer digital. Penggunaan secara umum adalah untuk menampilkan informasi secara visual mengenai data-data yang sedang diolah oleh suatu rangkaian digital.
Seven segmen ini tersusun atas 7 batang LED yang disusun membentuk angka 8 yang penyusunnya menggunakan diberikan lebel dari ‘a’ sampai ‘g’ dan satu lagi untuk dot point (DP). Setiap segmen ini terdiri dari 1 atau 2 Light Emitting Diode ( LED ). salah satu terminal LED dihubungkan menjadi satu sebagai kaki common.
Seven Segment Display memiliki 7 Segmen dimana setiap segmen dikendalikan secara ON dan OFF untuk menampilkan angka yang diinginkan. Angka-angka dari 0 (nol) sampai 9 (Sembilan) dapat ditampilkan dengan menggunakan beberapa kombinasi Segmen. Selain 0 – 9, Seven Segment Display juga dapat menampilkan Huruf Hexadecimal dari A sampai F. Segmen atau elemen-elemen pada Seven Segment Display diatur menjadi bentuk angka “8” yang agak miring ke kanan dengan tujuan untuk mempermudah pembacaannya. Pada beberapa jenis Seven Segment Display, terdapat juga penambahan “titik” yang menunjukan angka koma decimal. Terdapat beberapa jenis Seven Segment Display, diantaranya adalah Incandescent bulbs, Fluorescent lamps (FL), Liquid Crystal Display (LCD) dan Light Emitting Diode (LED).
LED 7 Segmen Tipe Common Anode (Anoda)
Pada LED 7 Segmen jenis Common Anode (Anoda), Kaki Anoda pada semua segmen LED adalah terhubung menjadi 1 Pin, sedangkan kaki Katoda akan menjadi Input untuk masing-masing Segmen LED. Kaki Anoda yang terhubung menjadi 1 Pin ini akan diberikan Tegangan Positif (+) dan Signal Kendali (control signal) akan diberikan kepada masing-masing Kaki Katoda Segmen LED. Common Anoda merupakan pin yang terhubung dengan semua kaki anoda LED dalam seven segmen. Common anoda diberi tegangan VCC dan seven segmen dengan common anoda akan aktif pada saat diberi logika rendah (0) atau sering disebut aktif low. Kaki katoda dengan label a sampai h sebagai pin aktifasi yang menentukan nyala LED.
Thyristor adalah komponen elektronika yang berfungsi sebagai saklar (switch) atau pengendali yang terbuat dari bahan semikonduktor. Thyristor yang secara ekslusif bertindak sebagai saklar ini pada umumnya memiliki dua hingga empat kaki terminal. Meskipun terbuat dari semikonduktor, Thyristor tidak digunakan sebagai Penguat sinyal seperti Transistor. Istilah “Thyristor” berasal dari bahasa Yunani yang artinya adalah “Pintu”.
Pada prinsipnya, Thyristor yang berterminal tiga akan menggunakan arus/tegangan rendah yang diberikan pada salah satu kaki terminalnya untuk mengendalikan aliran arus/tegangan tinggi yang melewati dua terminal lainnya. Sedangkan untuk Thyristor yang berterminal dua yang tidak memiliki terminal kendali (GATE), fungsi saklarnya akan diaktifkan apabila tegangan pada kedua terminalnya mencapai level tertentu. Level tegangan yang dimaksud tersebut biasanya disebut dengan Breakdown Voltage atau Breakover Voltage. Pada saat dibawah tegangan breakdownnya, kedua kaki terminal tidak akan mengaliri arus listrik atau berada di posisi OFF.
Membahas mengenai Saklar (Switch) elektronik, pada dasarnya kita juga dapat menggunakan Transistor. Namun jika dibandingkan dengan Transistor, Thyristor yang didedikasi sebagai Komponen Saklar ini akan dapat berfungsi lebih baik. Hal ini dikarenakan Transistor memerlukan tegangan/arus yang tepat untuk mengoperasikan fungsi saklarnya, jika tegangan/arus yang diberikannya tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan maka Transistor tersebut akan berada diantara keadaan ON dan OFF. Saklar yang berada diantara keadaan ON dan OFF bukanlah suatu saklar yang baik. Berbeda dengan Transistor, Thyristor dirancang untuk hanya berada di dua keadaan yaitu keadaan ON atau keadaan OFF saja.
Jenis-Jenis Thyristor :
1. SCR (Silicon Controlled Rectifier);
2. SCS (Silicon Controlled Switch);
3. TRIAC (Triode from Alternating Current); dan
4. DIAC (Diode Alternating Current).
4. Langkah - Langkah Percobaan :
a. Siapkan Live Wire; dan
b. Buatkan Rangkaian dibawah Ini dan amati;
5. Analisa :
Pada Rangkaian diatas terlihat bahwa potensiometer yang di pasang dalam rangkaian tersebut sangaet berpengaruh terhadap kedipan lampu LED tersebut.
1. Pada Potensiometer 10% LED Berkedip sangat cepat yaitu 1,2 detik perkedipan dan mempunyai jeda waktu 0,5 detik setiap kedipan,
1. Pada Potensiometer 10% LED Berkedip sangat cepat yaitu 1,2 detik perkedipan dan mempunyai jeda waktu 0,5 detik setiap kedipan,
2. Pada Potensiometer 20% LED Berkedip sangat cepat yaitu 1,8 detik perkedipan dan mempunyai jeda waktu 1 detik setiap kedipan,
3. Pada Potensiometer 30% LED Berkedip sangat cepat yaitu 2,4 detik perkedipan dan mempunyai jeda waktu 1,2 detik setiap kedipan,
4. Pada Potensiometer 40% LED Berkedip sangat cepat yaitu 2,6 detik perkedipan dan mempunyai jeda waktu 1,6 detik setiap kedipan,
5. Pada Potensiometer 50% LED Berkedip mulai melambat yaitu 2,8 detik perkedipan dan mempunyai jeda waktu 1,8 detik setiap kedipan,
6. Pada Potensiometer 60% LED Berkedip melambat yaitu 3,4 detik perkedipan dan mempunyai jeda waktu 2 detik setiap kedipan,
7. Pada Potensiometer 70% LED Berkedip melambat yaitu 4,4 detik perkedipan dan mempunyai jeda waktu 2,2 detik setiap kedipan,
8. Pada Potensiometer 80% LED Berkedip melambat yaitu 4,8 detik perkedipan dan mempunyai jeda waktu 2,5 detik setiap kedipan,
9. Pada Potensiometer 90% LED Berkedip melambat yaitu 5,2 detik perkedipan dan mempunyai jeda waktu 3 detik setiap kedipan,
10. Pada Potensiometer 100% LED Berkedip melambat yaitu 5,7 detik perkedipan dan mempunyai jeda waktu 3,5 detik setiap kedipan
Rangkaian seven segmen common anoda akan menyalakan LED common anoda dibutuhkan logika 0, maka led akan menyala sesuai dengan susunan rangkaian yang kita buat yaitu 20190437 – E
6. Kesimpulan :
a. Seven Segment display adalah sebuah rangkaian yang dapat menampilkan angka-angka desimal maupun heksadesimal.
b. Peragaan tujuh segment tidak terbatas pada penyajian bilangan desimal saja, tetapi bias juga digunakan sebagai penguji mikroprosesor.
c. Seven Segment, merupakan sekumpulan LED yang dibangun sedemikian rupa sehingga menyerupai digit, seven segment ada dua macam : Common Anoda dan Common Cathoda.
d. Semakin kecil potensiometer yang diberikan semakin cepat juga kecepatan berkedip lampu LED tersebut.
e. Semakin besar potensiometer yang di berikan semakin lambat juga kecepatan berkedip lampu LED tersebut.
f. Relay dalam rangkaian tersebut berfungsi sebagai Pengatur aliran arus dan pengunci dalam induksi magnetik yang terjadi dalam rangkaian seven segment common anoda tersebut.
g. Osciloscop pada rangkaian tersebut berfungsi untuk mengetahui gelombang pulsa yang di dapat.
h. Dan Thrystor dalam rangkaian tersebut berfungsi sebagai penguci aliran arus sehingga tidak terpengaruh terhadap saturasi, Thrystor hanya berpengaruh terhadap relay saja, jadi seberapapun besarnya tegangan atau arus yang mengalir tetap tidak akan berpengaruh terhadap Thrystor, hanya saja dia akan terputus apabila pada Relay tidak terjadi Induksi Magnetic.